Keberatan (Objection) Dalam Persidangan Amerika: Seharusnya Dapat Dipraktikan Pada Persidangan di Indonesia oleh Pengacara Guna Mencapai Keadilan
Definisi Keberatan dalam Persidangan Amerika
Dalam sistem peradilan Amerika Serikat, keberatan (objection) adalah instrumen hukum yang digunakan oleh pengacara untuk menganalisis kelayakan suatu bukti atau prosedur selama persidangan. Keberatan diajukan terhadap argumen atau alasan yang dikemukakan oleh pihak lawan, untuk mendukung pendapat pihaknya bahwa hal atau proses hukum yang dikelukan tidak pantas atau melanggar hukum.1 Terkait dengan keberatan sudah diatur dengan jelas dalam Federal Rules of Evidence (Peraturan Bukti Federal).
Prosedur Mengajukan Keberatan dalam Persidangan Amerika
Ketika seorang pengacara ingin menantang suatu pertanyaan, bukti, atau pernyataan selama persidangan harus mengajukan keberatan dengan langkah-langkah berikut:
1. Segera Berdiri dan Mengatakan “Keberatan!”
- Pengacara harus segera menyatakan dengan tegas saat pertanyaan diajukan atau sebelum Saksi menjawab.
- Jika terkait bukti, keberatan harus diajukan sebelum bukti diserahkan atau ditunjukkan kepada Majelis Hakim.
2. Memberikan Alasan Keberatan
- Pengacara harus menyebutkan alasan hukum keberatan secara spesifik, merujuk pada aturan yang relevan dalam Federal Rules of Evidence .
- Contoh: “Keberatan, Yang Mulia, relevansi” (Keberatan, Yang Mulia, tidak relevan) atau “Keberatan, Hearsay” (Keberatan, Yang Mulia, desas-desus/ dikenal dengan Testimonium De Auditu).
3. Menunggu Putusan Hakim
- Hakim akan memutuskan apakah diterima (sustained) atau ditolak (overruled).
- Jika diterima, pertanyaan atau bukti yang disampaikan tidak dapat dilanjutkan.
- Jika ditolak, berlanjut.2
Jenis-Jenis Keberatan dalam Persidangan Amerika Menurut Federal Rules of Evidence
1. Keberatan terhadap Bukti (Objection on Evidence)
Diatur dalam Pasal 103 Federal Rules of Evidence terkait dengan keberatan tentang bukti dalam persidangan, salah satu pihak harus mengajukan keberatan atau mosi untuk menentang dengan tepat waktu.3 Hal ini bertujuan untuk memberi Majelis Hakim kesempatan untuk mempertimbangkan kembali potensi adanya kesalahan. Para pihak harus menyatakan alasan khusus untuk keberatan jika tidak jelas. Misalnya, sekadar mengatakan “keberatan” tidaklah cukup tanpa dasar alasan yang kuat, seperti Hearsay atau relevansi, harus dinyatakan dengan jelas dan dengan alasan yang jelas disertakan pada bukti atau fakta yang dimiliki.
2. Keberatan terhadap Pernyataan Sisa (Objection About Residual Statement)
Diatur dalam Pasal 106 Federal Rules of Evidence terkait dengan keberatan tentang Pernyataan Sisa dalam persidangan, Pasal 106 sering disebut sebagai “Peraturan Kelengkapan,” membahas tentang penerimaan bukti dengan cara yang memungkinkan pemahaman yang lebih lengkap dan akurat tentang pernyataan atau tulisan yang telah dimasukkan sebagai bukti. Pasal 106 pada intinya menunjukkan bahwa jika satu pihak hanya mengajukan bagian dari suatu pernyataan atau dokumen, pihak lawan diizinkan untuk mengajukan sisa pernyataan yang memberikan latar belakang atau menjelaskan arti dari pernyataan tersebut. Tujuan dari aturan ini adalah untuk menghindari penyajian bukti yang tidak seimbang atau menyesatkan dengan memastikan bahwa juri atau penentu fakta dapat melihat keseluruhan konteksnya.
Sebagai contoh, jika seorang pengacara mengajukan dokumen pernyataan saksi di pengadilan yang tampak merugikan bagi terdakwa, Pasal 106 memungkinkan pengacara lain untuk menghadirkan sisa pernyataan yang mungkin mengandung informasi yang bisa membebaskan atau juga memberatkan. Ini mencegah pemilihan bukti yang tidak adil dan menjamin bahwa kedua pihak mempunyai kesempatan yang setara untuk memberikan konteks lengkap dari pernyataan atau dokumen tersebut. Dalam pelaksanaannya, Pasal 106 menekankan pada pentingnya keadilan, kelengkapan, dan ketepatan dalam penyampaian bukti selama proses hukum. Aturan ini memberikan kesempatan kepada penentu fakta untuk membuat keputusan yang lebih informasional dan adil dengan mempertimbangkan semua data yang relevan, bukan hanya informasi yang disajikan secara selektif atau berpihak.
3. Keberatan terhadap Tulisan yang Digunakan untuk Menyegarkan Ingatan Saksi (Objection to Posts Used to Refresh Witnesses’ Memory)
Diatur dalam Pasal 612 terkait pilihan pihak lawan untuk mengajukan keberatan dengan menghapus hal yang tidak terkait saat saksi menggunakan tulisan untuk menyegarkan ingatan saksi., mempertanyakan saksi terkait dokumen, serta memasukkan elemen mana pun yang berkaitan dengan kesaksian tersebut sebagai barang bukti. Apabila pihak yang mengajukan dokumen menegaskan bahwa dokumen tersebut mengandung informasi yang tidak relevan, pengadilan harus memeriksa dokumen tersebut secara privat, menghapus informasi yang tidak berkaitan, dan memerintahkan agar bagian yang tersisa diserahkan kepada pihak lawan. Setiap informasi yang dihapus sebagai hasil keberatan harus disimpan dalam catatan.
Ketentuan ini mengizinkan saksi untuk merujuk pada dokumen, rekaman, atau barang lainnya untuk membantu mengingat saat memberikan kesaksian. Saat ingatan saksi berhasil dipulihkan, mereka kemudian bersaksi berdasar ingatannya. Jika seorang saksi merujuk pada suatu barang untuk membantu mengingat, pihak lawan memiliki hak untuk memeriksa benda tersebut, melakukan tanya jawab atas saksi mengenai benda tersebut, serta memasukkan elemen yang relevan sebagai bukti. Ini memastikan bahwa proses pemeriksaan berlangsung dengan transparansi dan keadilan. Dengan demikian, Pasal 612 mendukung kesaksian yang akurat dan menyeluruh dengan memungkinkan saksi untuk mengingat saat dibutuhkan. Di saat yang bersamaan, peraturan ini memberikan perlindungan guna memastikan bahwa proses berlangsung secara adil dan transparan, sehingga pihak lawan dapat memeriksa serta mempertanyakan dasar dari ingatan yang telah diperkuat tersebut.
4. Keberatan terhadap Pemanggilan atau Pemeriksaan Saksi oleh Pengadilan (Objections to The Summoning or Examination of Witnesses by The Court)
Diatur dalam Pasal 614 terkait keberatan untuk pemanggilan atau pemeriksaan saksi oleh pengadilan. Pihak yang berperkara dapat mengajukan keberatan terhadap pemanggilan atau pemeriksaan saksi oleh pengadilan baik pada saat itu maupun pada kesempatan berikutnya ketika Majelis Hakim tidak hadir. Pasal 614(c) menyatakan bahwa pihak-pihak dalam perkara tersebut berhak untuk menolak pemanggilan atau pengujian saksi oleh pengadilan. Namun, keberatan tersebut harus disampaikan diluar kehadiran Majelis Hakim, biasanya dengan meminta sidang di lokasi yang sesuai, guna menghindari pengaruh terhadap Majelis Hakim.
Aturan ini dibuat untuk menyeimbangkan fungsi hakim sebagai pihak yang netral dan kebutuhan untuk menemukan kebenaran serta kejelasan selama persidangan. Meskipun hakim umumnya menghindari peran yang terlalu aktif dalam menginterogasi saksi untuk mempertahankan netralitas, mereka memiliki hak ini jika dianggap perlu demi keadilan. Sehingga perlunya hakim yang netral guna mencapai keadilan dalam persidangan. Pasal 614 mencerminkan prinsip bahwa tujuan utama persidangan adalah untuk menemukan kebenaran. Dengan mengizinkan hakim memanggil dan menanyai saksi, aturan tersebut berupaya memastikan bahwa semua fakta yang relevan diperiksa dan dipahami secara menyeluruh. Namun, aturan tersebut juga melindungi dari potensi tindakan yang melampaui batas oleh hakim dengan mengizinkan keberatan terhadap tindakan tersebut.
Jenis – Jenis Keberatan Dalam Praktik Persidangan Amerika
1. Objection Hearsay (Testimonium de Auditu)
Pernyataan yang dibuat di luar pengadilan oleh seseorang yang bukan saksi langsung, diajukan untuk membuktikan kebenaran isi pernyataan tersebut. Misalnya, “Alex bilang kepada saya bahwa dia melihat Pembunuhan itu.”. Keberatan dapat digunakan ketika bukti tidak memenuhi salah satu dari pengecualian hearsay dalam Federal Rules of Evidence. Tujuan untuk menghindari bukti tidak langsung yang sulit diverifikasi.
2. Objection Relevance
Bukti atau pertanyaan tidak relevan dengan fakta yang menjadi pokok perkara. Contohnya, dalam kasus pencurian, menanyakan pendidikan saksi mungkin dianggap tidak relevan. Keberatan dapat digunakan ketika pengacara lawan mencoba memasukkan bukti yang tidak terkait. Tujuan keberatan memastikan bahwa hanya informasi yang relevan dengan kasus yang diajukan.
3. Objection Leading Question
Pertanyaan yang secara langsung menyarankan atau mengarahkan jawaban kepada saksi. Misalnya, “Anda melihat terdakwa memegang senjata, bukan?”. Leading Question biasanya dilarang dalam pemeriksaan langsung (direct examination), kecuali dalam kasus tertentu seperti ketika saksi dianggap bermusuhan (hostile witness). Tujuan keberatan ini adalah untuk mencegah manipulasi jawaban saksi
4. Objection Ambiguous
Pertanyaan yang tidak jelas atau dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara. Misalnya, “Apakah Anda tahu dia melakukan itu?” (Tidak jelas apa yang dimaksud dengan “itu”). Keberatan dapat diajukan ketika pertanyaan yang diajukan dapat menimbulkan kebingungan.Tujuan keberatan untuk memastikan pertanyaan yang diajukan jelas dan langsung.
5. Objection Asked and Answered
Pertanyaan yang telah diajukan dan dijawab sebelumnya oleh saksi dalam persidangan. Misalnya, pengacara mengulang pertanyaan yang sama dengan harapan mendapatkan jawaban yang berbeda. Keberatan dapat digunakan ketika pengulangan pertanyaan dilakukan secara tidak perlu. Tujuan keberatan menghindari pemborosan waktu dan mengurangi tekanan pada saksi.
6. Objection Speculation
Jawaban atau pernyataan saksi yang didasarkan pada asumsi atau dugaan, bukan pada pengetahuan langsung. Misalnya, “Saya pikir terdakwa ingin mencuri perhiasan itu.” Keberatan digunakan ketika saksi memberikan opini yang tidak didasarkan pada fakta. Tujuan keberatan mencegah penyampaian dugaan yang dapat membingungkan juri.
7. Objection Improper Opinion
Pendapat yang diberikan oleh saksi yang tidak memenuhi syarat sebagai ahli dalam bidang tertentu. Misalnya, saksi biasa memberikan opini medis. Keberatan digunakan jika saksi tidak memiliki kualifikasi atau keahlian untuk memberikan pendapat tentang isu tertentu. Tujuan Keberatan ini adalah untuk membatasi opini pada ahli yang memiliki kompetensi di bidang yang relevan.
8. Objection Lack of Foundation
Bukti diajukan tanpa membangun dasar yang memadai untuk menunjukkan bahwa bukti tersebut dapat diterima atau relevan. Misalnya, dokumen yang diajukan tanpa pembuktian keasliannya. Keberatan digunakan saat bukti tidak diperkenalkan dengan prosedur yang benar. Tujuan keberatan ini adalah untuk memastikan bahwa bukti memenuhi standar hukum.
9. Objection Compound Question
Pertanyaan yang mencakup lebih dari satu topik atau isu dalam satu kali tanya. Misalnya, “Apakah Anda melihat dan mendengar dia berteriak?”. Keberatan digunakan ketika pertanyaan dapat membingungkan saksi karena mencakup lebih dari satu hal. Tujuan keberatan ini untuk mencegah ambiguitas dan mempermudah jawaban. 10. Objection Argumentative
Pertanyaan yang lebih menyerang atau mendebat saksi daripada mencari informasi. Misalnya, “Jadi, Anda benar-benar mengharapkan kami percaya pada cerita tidak masuk akal ini?”. Keberatan digunakan ketika pengacara lawan berusaha untuk mengintimidasi saksi. Tujuan keberatan menjaga suasana persidangan tetap profesional dan adil.
11. Objections Calls for Speculation
Keberatan terkait pertanyaan spekulasi yang diajukan kepada saksi, sehingga membuat saksi tidak mempunyai pilihan lain selain menebak atau berspekulasi, pada dasarnya pengacara dapat menghindari jawaban apapun yang akan diberikan saksi jika pertanyaan tersebut akan mengarahkan kepada jawaban spekulasi, bahkan ketika hakim memerintahkan juri untuk mengabaikan fakta maka pengacara dapat segera berdiri dan menyampaikan keberatan terkait pertanyaan spekulasi dengan alasan pertanyaan tersebut tidak memiliki fondasi atau hal yang berkaitan dengan kasus pada persidangan.
12. Objections Non Responsive
Keberatan Non Responsive merupakan keberatan umum yang digunakan di pengadilan ketika seorang saksi tidak menanggapi dengan benar pertanyaan yang diajukan di bawah sumpah. Penggunaan keberatan pembuktian ini penting ketika Anda memiliki saksi yang menghindari pertanyaan Anda, bertele-tele, atau memberikan kesaksian yang melampaui cakupan pertanyaan Anda. Sangat penting untuk mengajukan keberatan di ruang sidang semacam ini dengan cepat karena saksi mungkin secara tidak sengaja (atau sengaja) mengatakan sesuatu yang merugikan kasus Anda. Untungnya, dengan sedikit keterampilan, Anda dapat menghapus kesaksian yang merugikan dari catatan
13. Objection Narrative
Keberatan terkait pertanyaan yang meminta saksi untuk menceritakan sebuah kisah alih-alih menyatakan fakta-fakta tertentu. Keberatan ini tidak selalu tepat bahkan ketika sebuah pertanyaan mengundang tanggapan naratif, karena kesaksian naratif mungkin diperlukan atau lebih disukai karena keadaan kasus tersebut.
Source :
1. https://www.uscourts.gov/forms-rules/current-rules-practice-procedure/federal-rules-evidence
2. https://www.rulesofevidence.org/
3. https://www.law.cornell.edu/search/searchResultsForm.html
4. https://ww2.nycourts.gov/courts/nyc/family/objections.shtm
5. https://www.law.cornell.edu/wex/objection
6. https://selfhelp.courts.ca.gov/debt-lawsuits/trial/raise-objections